Minggu, 16 November 2008

Bencana musim hujan


Musim hujan yang dinanti-nanti sekian lama akhirnya sedikit demi sedikit mulai datang. Para petani mulai menyiapkan sawahnya, membajak dan menebar benih, dengan doa dantaburan harapan akan datangnya berkah saat panen kelak.
Di sisi lain datangnya musim hujan pun mejadi kekhawatiran bagi masyarakat. Karena mereka sudah begitu faham apa ancaman yang segera di hadapi oleh mereka terutama mereka yang tinggal di darah yang rawan banjir dan longsor. Seberapa pun banjir terjadi banjir itu masih saja terus terjadi, mereka sama sekali tidak dapat belajar dari pengalaman , kemudian berusaha untuk mencari penyebabnya mengapa banjir itu terus datang di daerah mereka. Seperti keledai yang jatuh untuk kesekian kalinya di lubang yang sama, semestinya analogi saya salah karena mereka bukan keledai, bukan. Maaf kalo analogi saya dianggap 'kasar' , saya hanya ingin mengusik agar 'mereka'-- termasuk pemerintah terkait-- bergerak dan mau berubah.
Berapa banyak dana yang harus dianggarkan pemerintah untuk menangani bencana yang sudah terjadi. Mengapa dana itu tidak digunakan untuk program pencegahan bencana, sehingga masyarakat tidak perlu hanyut dan tertimbun hartanya oleh bencana, dan terlebuh lagi korban jiwa.
Masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan juga harus mulai kembali belajar pada nenek moyang mereka yang selaras dengan alam dan senantiasa mengasah diri untuk melihat tanda-tanda alam. Tanah dan bumi ini sumber kehidupan kita, jika kita membuang kotoran atau sampah di bumi kita dengan sembarangan, kita sama saja makan makanan kotor karena kita telah mencampurkan sampah di makanan kita. Kalo demikian akan kah kita makan, makanan yang kotor, tentulah tidak karena pasti kita akan sakit di buatnya. Mulailah menam tumbuhan di sekitar lingkungan kita karena tumbuhan adalah penjaga keseimbangan ekosistem dan produsen sumber makanan bagi makluk lainya termasuk kita 'manusia'. Jika kita mebabat pepohonan di sekitar kita berarti kita mengurangi jatah makan makluk lainnya termasuk juga kita, jika kita kurang makan semkain pendeklah usia kita.

Tidak ada komentar: